Jumat, 23 Oktober 2015

HARUS CERDAS MENJADI KONSUMEN MINYAK SAWIT!!




Hidup tanpa menggunakan minyak sawit adalah suatu kemustahilan. Minyak sawit adalah minyak nabati yang dapat dikonsumsi, berasal dari daging buah kelapa sawit. Untuk memperoleh minyak sawit tersebut, buah dari tanaman kelapa sawit harus melalui proses penekanan atau diperas di pabrik-pabrik pengolahan minyak sawit. Minyak sawit digunakan dalam berbagai macam produk, dari mentega, dan cokelat, hingga es krim, sabun, kosmetik, bahan bakar mobil dan pembangkit listrik. Hal ini membuat jumlah minyak sawit yang dikonsumsi sangat banyak dan terus bertambah.
Isu kelapa sawit yang tidak ramah lingkungan saat ini memang sedang marak. Dalam prakteknya, perkebunan kelapa sawit memang menimbulkan berbagai masalah. Pertama, untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit, perusahaan yang tidak bertanggung jawab seringkali menggunduli dan membakar hutan. Aktifitas tersebut melepaskan karbondioksida ke atmosfir sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan dan juga lingkungan secara umum. Kedua, korversi hutan alam sebagai perkebunan kelapa sawit menyebabkan masalah biodiversitas dan berkurangnya luas hutan alam. Kelapa sawit akan membunuh tumbuhan di sekitarnya. Ketiga, tanaman kelapa sawit juga merupakan tanaman yang rakus air. Ketersediaan air tanah pada lahan yang menjadi perkebunan kelapa sawit tersebut akan semakin berkurang. Hal ini akan mengganggu ketersediaan air, tidak hanya bagi manusia namun bagi tanaman lain. Dengan berkurangnya kuantitas air pada tanah dapat menyebabkan para petani akan sulit mengembangkan lahan pertanian pasca lahan perkebunan kelapa sawit ini beroperasi. Jika dibiarkan tanpa antisipasi atas dampak jangka panjang, maka lahan demikian akan menjadi terlantar dan pada akhirnya akan menjadi lahan kering juga gersang yang terbengkalai.
Dampak lingkungan tersebut memang cukup mengkhawatirkan. Namun bukan berarti tidak ada solusi yang bisa dikembangkan guna mengantisipasi dampak tersebut. Terdapat berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan perkebunan kelapa sawit. Penghentian konversi hutan alam menjadi perkebuan minyak sawit dapat menjadi salah satu solusinya. Diharapkan terdapat batas yang jelas antara hutan alam dan perkebunan minyak sawit. Kedua sektor tersebut sangat penting bagi kehidupan manusia. Penggunaan bibit pohon sawit yang memiliki produktivitas tinggi. Jadi, meskipun lahan yang digunakan terbatas, produksi minyak sawit tetap maksimum.
Dalam pembukaan perkebunan kelapa sawit, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan pasokan air dari proses penanaman hingga pasca panen. Air sangat berpengaruh pada konservasi hutan jangka panjang yang akan membantu konservasi lahan sawit menjadi lahan pertanian atau pembuatan ulang hutan. Selain itu, diharapkan dalam penggunaannya, perusahaan tidak hanya menggunakan pupuk kimia, tetapi harus dikombinasi dengan pupuk organik berbasis bioteknologi yang memiliki kadar mikroba penyubur tanah. Penggunaan pupuk kimia yang lebih berorientasi pada pertumbuhan tanaman harus dikombinasi dengan pupuk organik yang berorientasi pada kesuburan tanah dengan menjaga proses biologi dan kimia tanah tetap berlangsung. Berbagai solusi tersebut diharapkan dapat memimalkan dampak buruk perkebunan minyak sawit terhadap lingkungan.
Lingkungan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Masyarakat yang berfungsi sebagai konsumen harus mengawasi perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan produk kelapa sawit dalam upaya penyelamatan lingkungan terhadap dampak minyak sawit di dunia khususnya di Indonesia. Masyarakat harus selektif dalam mengkonsumsi suatu produk berbahan minyak sawit. Masyarakat seharusnya hanya mengkonsumsi produk minyak sawit yang produsennya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Dalam hal ini, konsumen harus terus mengetahui berbagai program CSR dan pelaksanaannya. Salah satu program CSR perusahaan di bidang lingkungan seperti mendirikan pabrik kompos dari limbah kelapa sawit, baik padat maupun cair. Selain itu, kegiatan CSR lainnya adalah konservasi hutan jangka panjang yang akan membantu balik lahan sawit menjadi lahan pertanian atau pembuatan ulang hutan. Usaha tersebut sangat penting dilakukan oleh perusahaan karena lahan yang telah digunakan sangat sulit untuk diolah kembali. Diharapakan perusahaan tidak serta merta meninggalkan lahan setelah pemanfaatan tetapi harus memperbaiki fungsi lahan hingga berfungsi optimal kembali. 

Cara mengetahui bahwa perusahaan telah bertanggung jawab adalah dengan memastikan bahwa perusahaan yang dimemproduksi barang memiliki merek dagang RSPO dan memiliki Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) atau bersertifikasi sebagai minyak sawit keberlanjutan. Produk-produk dengan sertifikat ini menggunakan praktek berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial dan lingkungan. Langkah ini dapat membantu meminimalisasi dampak negatif perkebunan minyak sawit terhadap lingkungan dan komunitas di daerah-daerah penghasil minyak sawit.

Referensi Tulisan