LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANG
Determinisme Lingkungan di Teaching Farm
hortikultura
Anggota Kelompok V
Arini
Dwi Fikri Hanim
|
H24140001
|
Suci
Fadhilah Rahmi
|
H24140056
|
Sari
Intan Puspita
|
H24140058
|
Nur
Wasilah
|
H24140077
|
Mustika
Mayang Prameswari
|
H34140009
|
Suci
Yuliati
|
H44140050
|
Mata
Kuliah : Sosiologi Umum
TINGKAT
PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Determinisme Lingkungan di Teaching Farm
hortikultura
Teaching Farm
hortikultura merupakan perkebunan hasil kerjasama antara fakultas pertanian IPB
dengan PT East West Seed Indonesia yang terletak jalan lengkeng perumahan dosen
kampus IPB Dramaga. Mayoritas penduduk disekitar lokasi ini adalah kalangan
dosen IPB. Lokasi ini berada kurang lebih 30 menit dari gedung rektorat
IPB. Tidak jauh dari perkebunan ini terdapat Pusat penangkaran rusa dibawah
naungan Institut Pertanian Bogor. Jalan untuk memasuki lokasi ini masih
dipenuhi tumbuhan-tumbuhan sehingga membuat lingkungan asri. Rumahnya pun masih
tergolong jarang dengan tanaman pekarangan sebagai hiasannya.
Lingkungan di
perkebunan ini masih terhindar dari polusi sehingga udaranya masih sejuk dan
asri. Selain itu, letaknya yang jauh dari lalu lintas membuat tempat ini cocok
untuk kegiatan tanam menanam. Kebanyakan tumbuhan yang ditanam merupakan
sayur-sayuran yang menjadi komoditas masyarakat di sekitar perkebunan seperti
terung, cabai , bawang, dan sebagainya.
Menurut Ellen C. Semple (1911), determinisme lingkungan
adalah seluruh
kebudayaan dan perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi langsung oleh
faktor-faktor lingkungan (iklim, topografi, sumber daya alam,
dan geografi).
Berdasarkan kegiatan
turun lapang yang dilakukan, lingkungan ini termasuk ke dalam teori
determinisme lingkungan. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan masyarakat
terhadap kawasan teaching farm hortikultura
dalam berbagai hal di kehidupan sehari-hari seperti sumber pendapatan,
sumber makanan dan sebagainya. Iklim, topografi, sumber daya alam, dan geografi
mempengaruhi kehidupan masyarakat disekitar perkebunan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Sebagai contoh, tingkat konsumsi cabai pada musim
hujam pada daerah ini akan menurun karena pada musim ini sebagian besar cabai
dilanda penyakit. Jadi produksi cabai menurun. Selain itu, menurut
topografinya, perkebunan ini cocok untuk tanaman sayur-sayuran sehingga tanaman
yang ditanam merupakan jenis sayur-sayuran.
Hasil pekebunan kawasan
teaching farm hortikultura diperjualbelikan
kepada masyarakat di sekitar lokasi perkebunan. Sehingga secara tidak langsung,
kebanyakan masyarakat akan menkonsumsi tumbuhan yang ditanam oleh kawasan ini. Selain
itu, perkebuanan ini juga menerima kerjasama apabila akan melakukan kerjasama dalam
hal distribusi hasil perkebunan dengan sistem bagi hasil.
Tempat ini sering digunakan
untuk kegiatan penelitian oleh mahasiswa IPB khususnya fakustas pertanian
karena letaknya di sekitar kampus dramaga IPB dalam pembelajaran budidaya
holikultural. Study banding juga kerap kali dilakukan oleh universitas lain
guna meningkatkan mutu pendidikan. Lokasi ini juga sering digunakan untuk
belajar mencangkul, menanam maurun memanen oleh mahasiswa.
Tempat ini juga
digunakan untuk wisata edukatif bagi siswa sekolah dasar maupun sekolah
menengah yang ingin belajar budidaya tanaman hortikultura. Hal ini membuktikan
bahwa secara langsung maupu tudak langsung, masyarakat terpengaruh oleh keadaan
lingkungan sehingga melakukan kegiatan sesuai sengan lingkungan mereka.
LAMPIRAN