LSM dan Negara
Philip Eldridge
Oleh :
Arini Dwi Fikri Hanim /
H214140001
Asisten :
Esti Khoerunnisa /
H34110064
1. Persamaan dan Perbedaan antara
LSM dengan Pemerintah
No
|
Aspek kajian
|
Negara
|
LSM
|
1
|
Persamaan
|
1.
bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat
dalam segala aspek kehidupan
2.
LSM
dan pemerintah mengadakan pembinaan kepada masyarakat
3.
Mengadakan pembangunan paradigma yang berorientasi ke arah struktur
partisipatif dan bentuk pengembangan masyarakat yang demokratis.
|
1.
bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat
dalam segala aspek kehidupan
2.
LSM
dan pemerintah mengadakan
pembinaan kepada masyarakat
3.
Mengadakan pembangunan paradigma yang berorientasi ke arah struktur
partisipatif dan bentuk pengembangan masyarakat yang demokratis.
|
2
|
Perbedaan
|
||
· Tujuan
|
1.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
bersifat umum dan makro/nasional.
2.
Bertujuan untuk Pembangunan nasional.
3.
Hubungan antara negara dengan masyarakat menekankan
kehidupan berpolitk
4.
Menitikberatkan pembangunan infrastruktur
|
1.
LSM lebih mengkaji sesuatu yang lebih
spesifik dan berlaku dalam skala mikro
2.
Tujuan luasnya adalah Membangun struktur masyarakat otonom.
3.
LSM cenderung menekankan karakter non politik.
4.
berpusat dalam
pengembangan sumberdaya manusia
|
|
· Cara
Pencapaian
|
1.
Pembangunan
infrastruktur berupa pembangunan fisik pada semua aras dan tidak terfokus,
dan penetapan kebijakan bersifat umum
2.
pemerintah lebih mementingkan birokrasi.
3.
Birokratis
dari atas ke bawah, dimana unit yang lebih rendah berada dalam pengawasan dan
pembinaan unit yang lebih tinggi
|
1.
Menyelenggarakan program-program
pembangunan berskala kecil diberbagai bidang seperti irigasi dan pendidikan
non formal.
2.
LSM bersifat partisipatif dan debirokratif
serta mementingkan aspirasi masyarakat
3.
LSM mengintegrasikan antara pendekatan pembangunan
dan mobilisasi.
|
2.
bukti-bukti
birokratisme dalam pemerintah yaitu:
·
Ada anggapan kuat bahwa UU organisasi
kemasyarakatan yang dikeluarkan tahun 1985 akan sangat memukul otonomi LSM/LPSM
misalnya kebijakan pemerintah untuk mengenakan kontrol yang lebih besar
terhadap LSM sehingga mempersulit LSM dengan prosedur yang baru
·
LSM pada kondisi tertentu sekedar menjadi alat yang
dimanfaatkan sebagai bagian dari strategi baru penetrasi kapitalis kedalam
wilayah2 pinggiran yang belum terjamah diseluruh dunia ketiga
·
Interpretasi murni baik dari teori demokrasi ortodoks
dan prinsip2 teori yang menempatkan partisipasi masyarakat sebagai prasyarat
pembuatan keputusan cenderung mengukur otonomi dalam arti tajam antara struktur
pemerintah dan masyarakat. Pembedaan ini kurang realistis dalam konteks
kebudayaan Indonesia karena struktur formal dan informal sering kali bertumpang
tindih, terutama di lingkup lokal.
·
Pemerintah mencegah bangkitnya keterlibatan masyarakat
yang didasarkan pada kelompok-kelompok yang secara murni mengandalkan kekuatan
sendiri dengan cara menciptakan struktur paralel yang bertujuan memobilisasi
kelompok-kelompok sasaran seperti pemuda, petani, dan wanita. Dalam
kenyataannya, organisasi-organisasi bentukan pemerintah ini pada umumnya
sekedar menjadi wadah kosong yang tak didukung masyarakat.
·
peraturan yang dikoordinasikan oleh Sekkab tentang
donor luar negeri dalam prakteknya sering kali tidak dipenuhi.
·
LSM kesulitan dalam
melaksanakan program-program yang dapat mendukung program pemerintah dalam menyejahterakan
masyarakat karena
Pemerintah terlalu membatasi ruang gerak dari LSM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar