LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANG
USAHA PEMBUATAN MANISAN BUAH PALA
Anggota Kelompok II
Arini Dwi Fikri Hanim
|
H24140001
|
Fadlilah Kusuma
Wardani
|
H24140030
|
Hadijah Tauraja
|
H24140022
|
Kelas
: R03
Dosen
: Dr. Ir. Burhanuddin, MM
TINGKAT
PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014-2015
I.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
nomor empat di dunia. Ini berarti Indonesia mempunyai sumberdaya manusia yang
jumlahnnya banyak. Namun, banyaknya sumberdaya manusia di Indonesia tidak
diimbangi adanya lapangan pekerjaan yang tersedia. Akibatnya tingkat
pengangguran di Indonesia sangat tinggi.
Selain itu, Indonesia yang berada di garis khatulistiwa memiliki
sumber daya alam yang tidak terhitung jumlahnya. Maka dari itu, mahasiswa dalam bidang pertanian sangat
perlu untuk mengembangkan produksi hasil pertanian dengan mengoptimalkan
potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Hal ini sangat berkaitan dengan pentingnya budaya wirausaha di Indonesia yang
dapat menurunan
tingkat pengangguran di Indonesia yang tinggi. Maka dari itu, persoalan
pertanian harus dipadukan dengan budaya berwirausaha. Potensi dari kedua sumber daya yaitu
alam ataupun manusia bisa dimanfaatkan secara efisien dan optimal dengan
mempertimbangkan karakteristik jiwa
kwirausahaan.
Pala (Myristica fragrans) adalah tumbuhan
berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Tumbuhan yang lebih dikenal sebagai
rempah-rempah membuat buah dan biji
pala menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Tidak heran
jika dulu Belanda dan Portugis mendatangi
Indonesia karena kekayaan rempah-rempahnya.
Manfaat buah pala yang banyak diantaranya menyegarkan tubuh,
mengurangi gejala insomnia, mengatasi maag dan mual serta memperlancar
pencernaan menjadi alasan mengapa buah
pala harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dewasa ini, buah pala hanya
dikenal sebagai bumbu masakan ternyata dapat diolah menjadi makanan yang nikmat
sehingga dapat dikonsumsi semua pihak.
Banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang tidak berpendidikan tinggi di
sekitar Pasar Dramaga membuat Bu Hapsah menciptakan suatu usaha untuk melakukan
pemberdayaan bagi ibu rumah tangga di wilayahnya. Salah satu usahanya adalah
dengan menciptakan lapangan usaha yang dapat menambah penghasilan ibu-ibu rumah
tangga tersebut. Disadari atau tidak peran wanita-wanita super ini tidak bisa
diremehkan karena ditangan mereka buah pala yang rasanya kecut dan masam dapat
menjadi sumber pendapatan yang merupakan salah satu pilar penopang perekonomian
desa.
I.
TUJUAN
Tujuan yang ingin kami capai antara lain
:
1. Memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa akan penting dan manfaatnya berwirausaha
2. Memberikan
wawasan kepada mahasiswa akan dunia usaha dengan mempelajari latar belakang
usaha dari pengusaha-pengusaha sukses
3. Mendorong
mahasiswa agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha
4. Memberikan
pengetahuan bagaimana menciptakan ide-ide usaha dan cara untuk mengembangkannya
5. Mengetahui
motivasi dari narasumber dalam mendirikan usahanya
II.
HASIL PENGAMATAN
Waktu
wawancara :
Hari/Tanggal : Jum’at / 03 Agustus 2014
Pukul : 12.30 – 13.00 WIB
Lokasi wawancara: Rumah
Ibu Hafzah di Jalan Dramaga Pasar RT 04/03 , Dramaga, Bogor.
Profil narasumber :
Nama : Ibu Hapsah
Umur : 51 tahun
Alamat : Jalan Dramaga Pasar RT 04/03, Dramaga,
Bogor
Asal : Bogor
Pendidikan
Terakhir : SD
Usaha
manisan buah pala ini dirintis oleh ibu Hapsah sejak tahun 1982. Berawal dari
tekad dan niat yang kuat untuk hidup berkecukupan, ibu Hafzah mendirikan usaha
ini mulai dari nol oleh seorang diri. Ibu Hafzah memulai usaha membuat manisan
pala ini dengan modal hanya Rp 50.000,. Dengan keuletannya, sekarang ibu Hafsah
telah mampu mengembangkan usaha manisan buah palanya ini menjadi usaha yang
cukup maju.
Dengan
memanfaatkan potensi lokal di daerah sekitarnya, usaha manisan pala ibu Hapsah
ini telah mampu merambah pasar-pasar di daerah-daerah yang cukup strategis,
seperti di kabupaten Bogor, Jakarta, Bandung, Sukabumi, Garut, Cianjur hingga
sumatera.
Usaha
pembuatan manisan buah pala ini dinamakan Harapan Berkah, dimana tempat
produksinya dilakukan di rumah ibu Hapsah sendiri di Jalan Dramaga Pasar RT
04/03, Dramaga, Bogor. Pembuatan manisan pala ini menyaring 30 karyawan yang
rata-rata dari kalangan perempuan. Karyawan-karyawan ini biasanya bekerja dari
pagi hari dengan upah Rp3000/100 buah.
Bahan
baku untuk membuat manisan pala inipun mudah didapat, yaitu dari penanam buah
pala yang secara langsung akan dikirim ke tempat produksi ibu Hapsah setelah
panen, dan sekarang kapasitas produksi yang mampu dilakukan oleh ibu Hapsah
adalah 2 ton buah pala per minggu dengan nilai uang mencapai 20 juta per minggu
untuk biaya produksinya.
Pembuatan
manisan buah pala ini masih dibuat dengan cara yang tradisional, dengan
mengandalkan kemampuan dan ketekunan dari para karyawannya. Proses pembuatan
manisan pala ini yaitu pertama-tama buah pala yang masih ada kulitnya direndam
dalam wadah bak besar dengan air bisulfit selama kurang lebih satu minggu,
setelah itu buah pala yang telah direndam itu di kupas kulitnya kemudian
direndam lagi dengan air bisulfit, setelah itu buah pala di bentuk menjadi
bunga dan biji dari buah pala itu sendiri diambil untuk dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan jamu, kemudian setelah dibentuk bunga, buah pala
di keringkan dalam oven besar selama satu hari satu malam, lalu setelah buah pala kering, buah pala diberi pewarna
makanan dan dicampur dengan gula pasir, hingga di hasilkan manisan buah pala
yang berwarna-warni berbentuk bunga, ada yang berwarna merah, hijau, dan putih
atau original. Baru setelah itu manisan pala siap di jual dengan harga
perbungkusnya Rp 7000. Dari penjualan manisan pala ini ibu Hapsah dapat
mendapat keuntungan kurang lebih sebesar Rp 4 juta per bulannya.
Dalam pengemasannya, Bu Hapsah menggunakan plastic dengan kualitas
baik agar manisan yang berada di dalamnya tidak basi dan dimakan hewan seperti
semut. Selain itu, pembuatan manisan ini di tempatkan di tempat yang baik dan
bersih sehingga dijamin kualitasnya. Manisan pala Bu Hapsah tahan lama. Selama
bisnisnya, ia tidak penah mendapa komentar bahwa manisan yang ia jual basi
maupun tidak enak.
III.
PENGEMBANGAN IDE USAHA
Manisan
buah pala merupakan manisan yang unik karena tidak seperti buah yang lain, buah
pala selama ini lebih dikenal sebagai bumbu masakan. Hal ini membuat Bu Hapsah
memilih manisan pala sebagai usahanya. Usaha pengolahan buah pala ini dirintis
sejak tahun 1982 dengan modal awal Rp. 50.000,- saja. Awalnya beliau melakukan
usaha ini sendiri karena hanya ingin mengisi waktu senggang. Dengan modal yang
kecil, beliau memproduksi buah pala yang tidak begitu banyak sehingga harus
memasarkannya sendiri. Beliau harus menempuh perjalanan dari rumah menuju pasar
Bogor begitu pula sebaliknya dengan berjalan kaki. Bahkan tak jarang pembeli
menolak untuk membeli. Namun, beliau tetap sabar dan terus mempertahankan
usahanya tersebut.
Awal
pengembangannya, Bu Hapsah hanya membeli buah pala hanya di sekitar Dramaga.
Tetapi, saat ini beliau telah bekerja sama dengan salah satu dosen Institut
Pertanian Bogor sehingga bahan pembuatan manisan dapat langsung diperoleh dari
dosen tersebut. Tidak hanya itu, dosen tersebut juga mengajarkan cara
memanajemen produksi dan keuangan dalam skala menengah dengan mempekerjakan
pegawai. Saat ini pegawai yang bekerja dalam usaha pembuatan manisan pala
mencapai 30 orang.
Tempat produksi olahan buah pala
bertempat di kediaman Ibu Hafsah. Dulu rumah Beliau yang berukuran 100 m2 ini
hanya memiliki satu lantai saja. Namun karena usahanya terus berkembang, Beliau
mampu membuat lantai dua yang dijadikan sebagai tempat produksi olahan pala.
Untuk pemasaran manisan pala, Bu Hapsah
mengunakan jasa internet dan telepon sebagai usahan pemasarannya. Karena produk
buah pala Bu Hapsah sudah dikenal sebagian besar pedagang sehingga pembelian
tidak perlu membeli secara langsung. Produk olahan buah pala yang dihasilkan
dapat mencapai 10 ton per minggu dipasarkan di berbagai daerah seperti
Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Jakarta, Bandung, Sukabumi, Garut, Cianjur hingga
Sumatera. Pengiriman manisan buah pala dapat
melalui pengiriman menggunakan mobil maupun via pos.
Kabaran dan keuletan Bu Hapsah membuat
kapasitas produksi manisan buah pala ini mencapai 2 ton buah pala per minggu
dengan nilai uang mencapai 20 juta per minggu sebagai biaya produksi. usaha
manisan ini telah melakukan perguliran modal sekitar 1.2 milyar per tahun untuk
mengembangkan usahanya.
Dalam menjalankan bisnisnya, Bu Hapsah
mengalami banyak rintangan seperti penipuan dan pegawai yang tidak dapat
dipercaya. Tetapi beliau menghadapi masalah ini dengan sabar dan tanpa rasa
dendam. Hal ini membuat usahanya terus bertahan hingga saat ini.
Usaha
yang digeluti Ibu Hafsah ini ternyata mendapatkan perhatian dari pemerintah
karena dianggap mampu menopang perekonomian daerah. Bahkan melalui Posdaya (Pos
Pemberdayaan Keluarga) Beliau kini bermitra dengan LPPM IPB (Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat IPB) sebagai pendamping sehingga usahanya memiliki
hygiene sanities dan mutu kelola yang baik untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Saat ini CV Harapan Berkah memproduksi manisan pala kering maupun
basah serta manisan pepaya sebagai produk ikutannya. Dari hasil usahanya
tersebut, Ibu Hafsah sudah dapat meningkatkan taraf ekonomi keluarga beserta
masyarakat sekitar. Atas jasanya tersebut Beliau mendapatkan penghargaan dari
Bupati Kabupaten Bogor serta masuk ke dalam kategori 9 UKM terbaik se-Kabupaten
Bogor pada tahun 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar