Rabu, 12 November 2014

tugas pengantar kwirausahaan : USAHA PEMBUATAN MANISAN BUAH PALA





LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANG
USAHA PEMBUATAN MANISAN BUAH PALA

Anggota Kelompok II
Arini Dwi Fikri Hanim
H24140001
Fadlilah Kusuma Wardani
H24140030
Hadijah Tauraja
H24140022


Kelas : R03
Dosen : Dr. Ir. Burhanuddin, MM



TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014-2015




I.              PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia. Ini berarti Indonesia mempunyai sumberdaya manusia yang jumlahnnya banyak. Namun, banyaknya sumberdaya manusia di Indonesia tidak diimbangi adanya lapangan pekerjaan yang tersedia. Akibatnya tingkat pengangguran di Indonesia sangat tinggi.
Selain itu, Indonesia yang berada di garis khatulistiwa memiliki sumber daya alam yang tidak terhitung jumlahnya. Maka dari itu, mahasiswa dalam bidang pertanian sangat perlu untuk mengembangkan produksi hasil pertanian dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini sangat berkaitan dengan pentingnya budaya wirausaha di Indonesia yang dapat menurunan tingkat pengangguran di Indonesia yang tinggi. Maka dari itu, persoalan pertanian harus dipadukan dengan budaya berwirausaha. Potensi dari kedua sumber daya yaitu alam ataupun manusia bisa dimanfaatkan secara efisien dan optimal dengan mempertimbangkan karakteristik jiwa kwirausahaan.
Pala (Myristica fragrans) adalah tumbuhan berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Tumbuhan yang lebih dikenal sebagai rempah-rempah membuat buah dan biji pala menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Tidak heran jika dulu Belanda dan Portugis mendatangi Indonesia karena kekayaan rempah-rempahnya.
Manfaat buah pala yang banyak diantaranya menyegarkan tubuh, mengurangi gejala insomnia, mengatasi maag dan mual serta memperlancar pencernaan menjadi alasan mengapa  buah pala harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dewasa ini, buah pala hanya dikenal sebagai bumbu masakan ternyata dapat diolah menjadi makanan yang nikmat sehingga dapat dikonsumsi semua pihak.
Banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang tidak berpendidikan tinggi di sekitar Pasar Dramaga membuat Bu Hapsah menciptakan suatu usaha untuk melakukan pemberdayaan bagi ibu rumah tangga di wilayahnya. Salah satu usahanya adalah dengan menciptakan lapangan usaha yang dapat menambah penghasilan ibu-ibu rumah tangga tersebut. Disadari atau tidak peran wanita-wanita super ini tidak bisa diremehkan karena ditangan mereka buah pala yang rasanya kecut dan masam dapat menjadi sumber pendapatan yang merupakan salah satu pilar penopang perekonomian desa.

I.              TUJUAN
Tujuan yang ingin kami capai antara lain :
1.    Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa akan penting dan manfaatnya berwirausaha
2.    Memberikan wawasan kepada mahasiswa akan dunia usaha dengan mempelajari latar belakang usaha dari pengusaha-pengusaha sukses
3.    Mendorong mahasiswa agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha
4.    Memberikan pengetahuan bagaimana menciptakan ide-ide usaha dan cara untuk mengembangkannya
5.    Mengetahui motivasi dari narasumber dalam mendirikan usahanya

II.           HASIL PENGAMATAN
Waktu wawancara :
Hari/Tanggal         : Jum’at / 03 Agustus 2014
Pukul                     : 12.30 – 13.00 WIB
Lokasi wawancara: Rumah Ibu Hafzah di Jalan Dramaga Pasar RT 04/03 , Dramaga, Bogor.
           Profil narasumber :
Nama          : Ibu Hapsah
Umur          : 51 tahun
Alamat        : Jalan Dramaga Pasar RT 04/03, Dramaga, Bogor
Asal            : Bogor
Pendidikan Terakhir : SD
Usaha manisan buah pala ini dirintis oleh ibu Hapsah sejak tahun 1982. Berawal dari tekad dan niat yang kuat untuk hidup berkecukupan, ibu Hafzah mendirikan usaha ini mulai dari nol oleh seorang diri. Ibu Hafzah memulai usaha membuat manisan pala ini dengan modal hanya Rp 50.000,. Dengan keuletannya, sekarang ibu Hafsah telah mampu mengembangkan usaha manisan buah palanya ini menjadi usaha yang cukup maju.
Dengan memanfaatkan potensi lokal di daerah sekitarnya, usaha manisan pala ibu Hapsah ini telah mampu merambah pasar-pasar di daerah-daerah yang cukup strategis, seperti di kabupaten Bogor, Jakarta, Bandung, Sukabumi, Garut, Cianjur hingga sumatera.
Usaha pembuatan manisan buah pala ini dinamakan Harapan Berkah, dimana tempat produksinya dilakukan di rumah ibu Hapsah sendiri di Jalan Dramaga Pasar RT 04/03, Dramaga, Bogor. Pembuatan manisan pala ini menyaring 30 karyawan yang rata-rata dari kalangan perempuan. Karyawan-karyawan ini biasanya bekerja dari pagi hari dengan upah Rp3000/100 buah.
Bahan baku untuk membuat manisan pala inipun mudah didapat, yaitu dari penanam buah pala yang secara langsung akan dikirim ke tempat produksi ibu Hapsah setelah panen, dan sekarang kapasitas produksi yang mampu dilakukan oleh ibu Hapsah adalah 2 ton buah pala per minggu dengan nilai uang mencapai 20 juta per minggu untuk biaya produksinya.
Pembuatan manisan buah pala ini masih dibuat dengan cara yang tradisional, dengan mengandalkan kemampuan dan ketekunan dari para karyawannya. Proses pembuatan manisan pala ini yaitu pertama-tama buah pala yang masih ada kulitnya direndam dalam wadah bak besar dengan air bisulfit selama kurang lebih satu minggu, setelah itu buah pala yang telah direndam itu di kupas kulitnya kemudian direndam lagi dengan air bisulfit, setelah itu buah pala di bentuk menjadi bunga dan biji dari buah pala itu sendiri diambil untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan jamu, kemudian setelah dibentuk bunga, buah pala di keringkan dalam oven besar selama satu hari satu malam, lalu setelah buah pala kering, buah pala diberi pewarna makanan dan dicampur dengan gula pasir, hingga di hasilkan manisan buah pala yang berwarna-warni berbentuk bunga, ada yang berwarna merah, hijau, dan putih atau original. Baru setelah itu manisan pala siap di jual dengan harga perbungkusnya Rp 7000. Dari penjualan manisan pala ini ibu Hapsah dapat mendapat keuntungan kurang lebih sebesar Rp 4 juta per bulannya.
Dalam pengemasannya, Bu Hapsah menggunakan plastic dengan kualitas baik agar manisan yang berada di dalamnya tidak basi dan dimakan hewan seperti semut. Selain itu, pembuatan manisan ini di tempatkan di tempat yang baik dan bersih sehingga dijamin kualitasnya. Manisan pala Bu Hapsah tahan lama. Selama bisnisnya, ia tidak penah mendapa komentar bahwa manisan yang ia jual basi maupun tidak enak.

III.        PENGEMBANGAN IDE USAHA
Manisan buah pala merupakan manisan yang unik karena tidak seperti buah yang lain, buah pala selama ini lebih dikenal sebagai bumbu masakan. Hal ini membuat Bu Hapsah memilih manisan pala sebagai usahanya. Usaha pengolahan buah pala ini dirintis sejak tahun 1982 dengan modal awal Rp. 50.000,- saja. Awalnya beliau melakukan usaha ini sendiri karena hanya ingin mengisi waktu senggang. Dengan modal yang kecil, beliau memproduksi buah pala yang tidak begitu banyak sehingga harus memasarkannya sendiri. Beliau harus menempuh perjalanan dari rumah menuju pasar Bogor begitu pula sebaliknya dengan berjalan kaki. Bahkan tak jarang pembeli menolak untuk membeli. Namun, beliau tetap sabar dan terus mempertahankan usahanya tersebut.
Awal pengembangannya, Bu Hapsah hanya membeli buah pala hanya di sekitar Dramaga. Tetapi, saat ini beliau telah bekerja sama dengan salah satu dosen Institut Pertanian Bogor sehingga bahan pembuatan manisan dapat langsung diperoleh dari dosen tersebut. Tidak hanya itu, dosen tersebut juga mengajarkan cara memanajemen produksi dan keuangan dalam skala menengah dengan mempekerjakan pegawai. Saat ini pegawai yang bekerja dalam usaha pembuatan manisan pala mencapai 30 orang.
Tempat produksi olahan buah pala bertempat di kediaman Ibu Hafsah. Dulu rumah Beliau yang berukuran 100 m2 ini hanya memiliki satu lantai saja. Namun karena usahanya terus berkembang, Beliau mampu membuat lantai dua yang dijadikan sebagai tempat produksi olahan pala.
Untuk pemasaran manisan pala, Bu Hapsah mengunakan jasa internet dan telepon sebagai usahan pemasarannya. Karena produk buah pala Bu Hapsah sudah dikenal sebagian besar pedagang sehingga pembelian tidak perlu membeli secara langsung. Produk olahan buah pala yang dihasilkan dapat mencapai 10 ton per minggu dipasarkan di berbagai daerah seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Jakarta, Bandung, Sukabumi, Garut, Cianjur hingga Sumatera. Pengiriman  manisan buah pala dapat melalui pengiriman menggunakan mobil maupun via pos.
Kabaran dan keuletan Bu Hapsah membuat kapasitas produksi manisan buah pala ini mencapai 2 ton buah pala per minggu dengan nilai uang mencapai 20 juta per minggu sebagai biaya produksi. usaha manisan ini telah melakukan perguliran modal sekitar 1.2 milyar per tahun untuk mengembangkan usahanya.
Dalam menjalankan bisnisnya, Bu Hapsah mengalami banyak rintangan seperti penipuan dan pegawai yang tidak dapat dipercaya. Tetapi beliau menghadapi masalah ini dengan sabar dan tanpa rasa dendam. Hal ini membuat usahanya terus bertahan hingga saat ini.
Usaha yang digeluti Ibu Hafsah ini ternyata mendapatkan perhatian dari pemerintah karena dianggap mampu menopang perekonomian daerah. Bahkan melalui Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Beliau kini bermitra dengan LPPM IPB (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB) sebagai pendamping sehingga usahanya memiliki hygiene sanities dan mutu kelola yang baik untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Saat ini CV Harapan Berkah memproduksi manisan pala kering maupun basah serta manisan pepaya sebagai produk ikutannya. Dari hasil usahanya tersebut, Ibu Hafsah sudah dapat meningkatkan taraf ekonomi keluarga beserta masyarakat sekitar. Atas jasanya tersebut Beliau mendapatkan penghargaan dari Bupati Kabupaten Bogor serta masuk ke dalam kategori 9 UKM terbaik se-Kabupaten Bogor pada tahun 2012.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar